a. Pengertian identitas
Menurut Burke dkk (2003) Konsep identitas telah
menjadi mana-mana dalam ilmu sosial dan perilaku dalam beberapa tahun terakhir,
melintasi disiplin ilmu dari psikoanalisis dan psikologi ke ilmu politik dan
sosiologi. Namun, setiap disiplin ilmu ini memiliki satu atau lebih
konseptualisasi identitas yang membuat wacana bersama menjadi sulit.
Dalam konteks ini, istilah identitas hampir
identik dengan kategori sosial, dan semua orang yang termasuk kategori sosial
diasumsikan memiliki identitas yang sama. di sini, istilah identitas digunakan
untuk menunjukkan suatu kelompok dengan motivasi yang mementingkan diri sendiri
dan digunakan dalam cara yang sama seperti diskusi Harisson White (1992)
tentang identitas dan kontrol di mana identitas dipandang sebagai kekuatan yang
terorganisir dan koheren.
b. Pengertian manajemen
Menurut
Fuad dan Christin (2006) manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Dari pengertian tersebut dijumpai adanya
aktivitas-aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Pengertian identitas manajemen
Menurut
Thampi dkk (2014) manajemen identitas adalah proses mengidentifikasi dan
mengelola entitas secara unik dalam konteks lokal atau global. biasanya,
istilah identitas mendefinisikan individu atau entitas. identitas digital
adalah kombinasi dari informasi identitas, kredensial, dan sekumpulan atribut
yang terkait dengan entitas tertentu. teknik manajemen akses mendefinisikan
aturan tertentu pada identitas ini untuk memberikan akses ke sumber daya atau aplikasi.
dengan demikian, manajemen identitas dan akses adalah penyatuan IDM dan teknik
manajemen akses, menggambarkan serangkaian proses, teknik, dan kebijakan untuk
mengelola identitas digital dan mengatur identitas ini tentang cara mengakses
sumber daya yang sahentitas dapat memiliki banyak identitas saat bekerja di
berbagai sistem atau dalam peran yang berbeda. hari ini, dengan maraknya situs
web jejaring sosial seperti facebook, google plus, dan linkedln, pengguna dapat
membuat akun online tanpa batas dengan menggunakan informasi identitas palsu
yang sah. jejaring sosial memungkinkan para pengguna ini untuk mewakili diri
mereka sendiri dalam sebanyak mungkin avatar. dalam situasi ini, bagaimana bisa
memastikan keabsahan identitas saat berhadapan secara online? jawaban untuk
pertanyaan ini adalah manajemen identitas online (OIM), yang menyediakan
serangkaian metode untuk menghasilkan informasi identitas unik dan mengelolanya
di internet.
Menurut
Nurudin (2005) bisa di katakan bahwa saat ini umat manusia telah sampai pada
sebuah penjelajahan global, sebuah petualangan jagat raya maya yang melampaui
realitas. Fenomena itu bisa disebut dengan (hyperreality)
atau sebuah realitas (virtual reality). Masyarakat kita juga telah
memasuki dunia baru itu. bahkan dunia ketiga pun tidak lepas dari pengaruh
perkembangan global tersebut. Karl R. Popper secara dramatis menyebutnya
sebagai dunia yang serba mungkin, tidak terbatas, yang di dalamnya mengandung sense of possibility tersembunyi. Dalam
dunia itu, apapun yang dapat dilakukan dan tidak dapat di lakukan pada dunia
realitas sebelumnya bisa dilakukan, bahkan, lebih dari itu. itulah dunia Cyberspace yang sedang menggejala.
Dunia
cyberspace sebagai bagian dari “Era
baru digital” mampu menciptakan komunitas manusia yang nantinya “terhindar”
dari keterbatasan dirinya dalam menangap realita yang ada. Dengan kata lain,
penangkapan manusia terhadap realitas yang
pada dasarnya dibatasi oleh ruang dan waktu, ketika setiap orang tidak
dapat mengalami dua realitas yang
berbeda dalam ruang dan waktu secara stimulan dan dalam waktu yang bersamaan.
Sekedar contoh, sebelumnya kita tidak bisa hidup di indonesia dan amerika
secara bersamaan atau hidup pada zaman purba dan zaman modern secara stimultan,
namun dengan kecanggihan simulasi teknologi internet, keterbatasan tidak lagi
menjadi masalah bererti.
Salah satu hal menarik tentang internet adalah
kesempatan jika menawarkan orang untuk menampilkan diri dalam berbagai cara
yang berbeda. Kamu dapat mengubah gaya menjadi sedikit atau lebih berbeda dari
dunia nyata. Selain gaya, kamu juga dapat mengubah usia, riwayat, kepribadian,
penampilan fisik bahkan jenis kelamin. Username yang kamu
gunakan, aktivitas yang kamu bagikan tentang dirimu, dan informasi yang
disajikan bisa di kelola sesuai dengan keinginanmu di dunia maya.
d.
Jenis-Jenis Manajemen Identitas Di Internet
Menurut
Suler, ada lima jenis manajemen identitas yang biasanya digunakan di internet,
yaitu:
1.
Level of
Dissociation and Integration
Identitas seseorang yang memainkan banyak peran dalam hidup, seperti
sebagai anak, orang tua, pelajar, karyawan, tetangga dan teman.
2.
Positive and
Negative
Komponen berbeda dari siapa yang dapat dikategorikan sebagai salah satu
dari keduanya positif atau negative. Sebagian besar waktu kita akan mengkritik
untuk menyakiti orang lain dan memuji
orang lain dengan akun palsu.
3.
Level of Fantasy
or Reality
Dalam
grup di dunia maya mendorong atau bahkan mengharuskan kita untuk berpura-pura.
Kita tidak punya pilihan lain selain memakai profil picture yang mewakili kepribadian kita. Misalnya, seorang
perempuan menggunakan profil Barbie untuk menunjukan identitasnya. Dalam beberapa grup online—contohnya dalam profesional email list kamu diharapkan
untuk merepresentasikan dirimu yang sebenaranya. Kamu tidak berpura–pura untuk
menjadi seseorang yang bukan kamu. Sedangkan grup lainnya di internet
menganjurkan atau bahkan meminta kamu untuk menampilkan persona yang imajiner,
seperti di dunia fantasi MOOs, MUDs, dan lingkungan permainan lainnya.
Di
komunitas avatar kamu tidak punya pilihan lain selain harus memakai persona
imajinatif untuk merepresentasikan dirimu. Banyak lingkungan yang berada di
antara realita dan fantasi. Kamu bisa berpura-pura menjadi seseorang yang sama
sekali bukan kamu atau kamu bisa mengubah beberapa aspek dari diri kamu seperti
nama, pekerjaan, atau fitur fisik kamu selagi menahan karakteristik aslimu.
Tidak akan ada orang yang tahu, terutama di lingkungan yang berbasis teks.
Faktanya,
kamu tidak tahu dengan pasti apakah orang lain mengubah identitasnya atau
seberapa banyak orang yang mengubah identitas mereka. Kemampuan untuk mengubah
diri ini biasanya bersamaan dengan disosiasi (pemisahan diri) dan valensi.
Bagian-bagian positif dan negatif yang tersembunyi dari seseorang mungkin akan
terekspresikan di identitas imajiner yang ada di dunia online tersebut. Isu yang sering muncul dari identitas real vs fantasy ini: “yang manakah
identitas kamu yang sebenarnya?”
Kita
biasanya mengasumsikan bahwa itu pasti adalah diri yang kamu representasikan
kepada orang lain dan secara sadar kamu alami di kehidupan sehari–hari. Tetapi
apakah itu diri kamu yang sebenarnya?
Banyak
orang berkeliling di kehidupan nyata mereka memasang topeng yang cukup berbeda
dengan bagaimana mereka berpikir dan mereka rasakan di dalam hati mereka.
Setiap saat orang-orang menemukan aspek-aspek dari kepribadian mereka yang
mereka tidak pernah ketahui sebelumnya.
Sebagaimana
klinisi psikoanalisis tahu dengan baik bahwa mimpi–mimpi dan fantasi–fantasi
kita sering memunculkan aspek–aspek tersembunyi dari apa yang kita butuhkan
atau yang kita harapkan. Jika orang- orang memutuskan untuk tidak menggunakan
persona di kehidupan nyata mereka dan membawa ke kehidupan nyata identitas
tersembunyi dan khayalan mereka yang mereka gunakan di internet, mungkinkah
dibeberapa kemungkinan identitas atau diri mereka lebih “asli”?.
4.
Level of Conscious
Awareness and Control
Bagaimana kita memutuskan untuk menghadirkan diri kita di dunia maya.
Kita tidak selalu sadar bagaimana kita memisahkan bagian dari identitas kita
dari dunia maya dengan dunia nyata.
5.
The Media Chosen
Kami mengekspresikan identitas berbeda dengan identitas yang
sesungguhnya di dunia nyata dalam media yang dipilih.
Daftar pustaka
Burke,
J. Peter., Ownes, J. Timothy,. Serpe, T. Richard & Thoits, A. Peggy.
(2003). Advance in identity theory and
research. New York : Kluwer Academic / Plenum Publishers.
Fuad,
M., Christin, H., Nurlela., Sugiarto & Paulus. (2006). Pengantar bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.
Nurudin.
(2005). Matinya dunia chyberspace: kritik
humanis mark slouka terhadap jagat maya. Yogyakarta : PT Lkis Pelangi
Aksara Yogyakarta.
Suler,
J. R. (2002). Identity management in
cyberspace. Journal of Applied Psychoanalytic vol. 4 (4), 455—459.
Thampi, M. Sabu.,
Bhargava Bharat & Atrey K. Pradeep. (2014). Managing trust in cyabersapce. New York : CRC Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar