Senin, 29 April 2019

Identity Management in Cyberspace

a.      Pengertian identitas
Menurut Burke dkk (2003) Konsep identitas telah menjadi mana-mana dalam ilmu sosial dan perilaku dalam beberapa tahun terakhir, melintasi disiplin ilmu dari psikoanalisis dan psikologi ke ilmu politik dan sosiologi. Namun, setiap disiplin ilmu ini memiliki satu atau lebih konseptualisasi identitas yang membuat wacana bersama menjadi sulit.
Dalam konteks ini, istilah identitas hampir identik dengan kategori sosial, dan semua orang yang termasuk kategori sosial diasumsikan memiliki identitas yang sama. di sini, istilah identitas digunakan untuk menunjukkan suatu kelompok dengan motivasi yang mementingkan diri sendiri dan digunakan dalam cara yang sama seperti diskusi Harisson White (1992) tentang identitas dan kontrol di mana identitas dipandang sebagai kekuatan yang terorganisir dan koheren.

b.      Pengertian manajemen
Menurut Fuad dan Christin (2006) manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dari pengertian tersebut dijumpai adanya aktivitas-aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

c.       Pengertian identitas manajemen
Menurut Thampi dkk (2014) manajemen identitas adalah proses mengidentifikasi dan mengelola entitas secara unik dalam konteks lokal atau global. biasanya, istilah identitas mendefinisikan individu atau entitas. identitas digital adalah kombinasi dari informasi identitas, kredensial, dan sekumpulan atribut yang terkait dengan entitas tertentu. teknik manajemen akses mendefinisikan aturan tertentu pada identitas ini untuk memberikan akses ke sumber daya atau aplikasi. dengan demikian, manajemen identitas dan akses adalah penyatuan IDM dan teknik manajemen akses, menggambarkan serangkaian proses, teknik, dan kebijakan untuk mengelola identitas digital dan mengatur identitas ini tentang cara mengakses sumber daya yang sahentitas dapat memiliki banyak identitas saat bekerja di berbagai sistem atau dalam peran yang berbeda. hari ini, dengan maraknya situs web jejaring sosial seperti facebook, google plus, dan linkedln, pengguna dapat membuat akun online tanpa batas dengan menggunakan informasi identitas palsu yang sah. jejaring sosial memungkinkan para pengguna ini untuk mewakili diri mereka sendiri dalam sebanyak mungkin avatar. dalam situasi ini, bagaimana bisa memastikan keabsahan identitas saat berhadapan secara online? jawaban untuk pertanyaan ini adalah manajemen identitas online (OIM), yang menyediakan serangkaian metode untuk menghasilkan informasi identitas unik dan mengelolanya di internet.
Menurut Nurudin (2005) bisa di katakan bahwa saat ini umat manusia telah sampai pada sebuah penjelajahan global, sebuah petualangan jagat raya maya yang melampaui realitas. Fenomena itu bisa disebut dengan (hyperreality) atau sebuah realitas (virtual reality). Masyarakat kita juga telah memasuki dunia baru itu. bahkan dunia ketiga pun tidak lepas dari pengaruh perkembangan global tersebut. Karl R. Popper secara dramatis menyebutnya sebagai dunia yang serba mungkin, tidak terbatas, yang di dalamnya mengandung sense of possibility tersembunyi. Dalam dunia itu, apapun yang dapat dilakukan dan tidak dapat di lakukan pada dunia realitas sebelumnya bisa dilakukan, bahkan, lebih dari itu. itulah dunia Cyberspace yang sedang menggejala.
Dunia cyberspace sebagai bagian dari “Era baru digital” mampu menciptakan komunitas manusia yang nantinya “terhindar” dari keterbatasan dirinya dalam menangap realita yang ada. Dengan kata lain, penangkapan manusia terhadap realitas yang  pada dasarnya dibatasi oleh ruang dan waktu, ketika setiap orang tidak dapat mengalami dua realitas  yang berbeda dalam ruang dan waktu secara stimulan dan dalam waktu yang bersamaan. Sekedar contoh, sebelumnya kita tidak bisa hidup di indonesia dan amerika secara bersamaan atau hidup pada zaman purba dan zaman modern secara stimultan, namun dengan kecanggihan simulasi teknologi internet, keterbatasan tidak lagi menjadi masalah bererti.
Salah satu hal menarik tentang internet adalah kesempatan jika menawarkan orang untuk menampilkan diri dalam berbagai cara yang berbeda. Kamu dapat mengubah gaya menjadi sedikit atau lebih berbeda dari dunia nyata. Selain gaya, kamu juga dapat mengubah usia, riwayat, kepribadian, penampilan fisik bahkan jenis kelamin. Username yang kamu gunakan, aktivitas yang kamu bagikan tentang dirimu, dan informasi yang disajikan bisa di kelola sesuai dengan keinginanmu di dunia maya.

d.      Jenis-Jenis Manajemen Identitas Di Internet
            Menurut Suler, ada lima jenis manajemen identitas yang biasanya digunakan di internet, yaitu:
1.        Level of Dissociation and Integration
Identitas seseorang yang memainkan banyak peran dalam hidup, seperti sebagai anak, orang tua, pelajar, karyawan, tetangga dan teman.
2.        Positive and Negative
Komponen berbeda dari siapa yang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari keduanya positif atau negative. Sebagian besar waktu kita akan mengkritik untuk menyakiti  orang lain dan memuji orang lain dengan akun palsu.
3.        Level of Fantasy or Reality
Dalam grup di dunia maya mendorong atau bahkan mengharuskan kita untuk berpura-pura. Kita tidak punya pilihan lain selain memakai profil picture yang mewakili kepribadian kita. Misalnya, seorang perempuan menggunakan profil Barbie untuk menunjukan identitasnya. Dalam beberapa grup online—contohnya dalam profesional email list kamu diharapkan untuk merepresentasikan dirimu yang sebenaranya. Kamu tidak berpura–pura untuk menjadi seseorang yang bukan kamu. Sedangkan grup lainnya di internet menganjurkan atau bahkan meminta kamu untuk menampilkan persona yang imajiner, seperti di dunia fantasi MOOs, MUDs, dan lingkungan permainan lainnya.
Di komunitas avatar kamu tidak punya pilihan lain selain harus memakai persona imajinatif untuk merepresentasikan dirimu. Banyak lingkungan yang berada di antara realita dan fantasi. Kamu bisa berpura-pura menjadi seseorang yang sama sekali bukan kamu atau kamu bisa mengubah beberapa aspek dari diri kamu seperti nama, pekerjaan, atau fitur fisik kamu selagi menahan karakteristik aslimu. Tidak akan ada orang yang tahu, terutama di lingkungan yang berbasis teks.
Faktanya, kamu tidak tahu dengan pasti apakah orang lain mengubah identitasnya atau seberapa banyak orang yang mengubah identitas mereka. Kemampuan untuk mengubah diri ini biasanya bersamaan dengan disosiasi (pemisahan diri) dan valensi. Bagian-bagian positif dan negatif yang tersembunyi dari seseorang mungkin akan terekspresikan di identitas imajiner yang ada di dunia online tersebut. Isu yang sering muncul dari identitas real vs fantasy ini: “yang manakah identitas kamu yang sebenarnya?”
Kita biasanya mengasumsikan bahwa itu pasti adalah diri yang kamu representasikan kepada orang lain dan secara sadar kamu alami di kehidupan sehari–hari. Tetapi apakah itu diri kamu yang sebenarnya?
Banyak orang berkeliling di kehidupan nyata mereka memasang topeng yang cukup berbeda dengan bagaimana mereka berpikir dan mereka rasakan di dalam hati mereka. Setiap saat orang-orang menemukan aspek-aspek dari kepribadian mereka yang mereka tidak pernah ketahui sebelumnya.
Sebagaimana klinisi psikoanalisis tahu dengan baik bahwa mimpi–mimpi dan fantasi–fantasi kita sering memunculkan aspek–aspek tersembunyi dari apa yang kita butuhkan atau yang kita harapkan. Jika orang- orang memutuskan untuk tidak menggunakan persona di kehidupan nyata mereka dan membawa ke kehidupan nyata identitas tersembunyi dan khayalan mereka yang mereka gunakan di internet, mungkinkah dibeberapa kemungkinan identitas atau diri mereka lebih “asli”?.
4.        Level of Conscious Awareness and Control
Bagaimana kita memutuskan untuk menghadirkan diri kita di dunia maya. Kita tidak selalu sadar bagaimana kita memisahkan bagian dari identitas kita dari dunia maya dengan dunia nyata.
5.        The Media Chosen
Kami mengekspresikan identitas berbeda dengan identitas yang sesungguhnya di dunia nyata dalam media yang dipilih.



Daftar pustaka
Burke, J. Peter., Ownes, J. Timothy,. Serpe, T. Richard & Thoits, A. Peggy. (2003). Advance in identity theory and research. New York : Kluwer Academic / Plenum Publishers.
Fuad, M., Christin, H., Nurlela., Sugiarto & Paulus. (2006). Pengantar bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.
Nurudin. (2005). Matinya dunia chyberspace: kritik humanis mark slouka terhadap jagat maya. Yogyakarta : PT Lkis Pelangi Aksara Yogyakarta.
Suler, J. R. (2002). Identity management in cyberspace. Journal of Applied Psychoanalytic vol. 4 (4), 455—459.
Thampi, M. Sabu., Bhargava Bharat & Atrey K. Pradeep. (2014). Managing trust in cyabersapce. New York : CRC Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar