Sabtu, 09 Desember 2017

Manusia dan Penderitaan

07.13 0 Comments
BULLYING



Aduh, ngomongin tentang bullying itu rasanya sedih gimana gitu, efek dari bullying itu sangat besar loh buat kehidupan orang lain. Meskipun ada beberapa orang yang di bully bisa sabar dan berusaha itu gak peduliin tindakan/omongan orang lain, tapi tetep aja tindakan bullying menurut saya sangat sangat sangat sangat JAHAT (aduh nulis sangat nya sampai banyak gini kan). Mungkin dari kalian gak sadar kalau perbuatan kalian sudah termaksud kategori bullying. Maka disini saya akan beritahu definisi bullying itu apa.

Bullying sendiri berasal dari bahasa inggris yang artinya menggertak. Secara terminologi, bullying adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki perilaku dominan lebih kuat kepada seseorang yang lebih lemah dengan cara menggertak, atau menciptakan suasana tidak nyaman bagi korban secara terus menerus sehingga korban merasa paranoid terhadap seseorang yang menggertaknya. Jadi bullying tidak semerta-merta hanya menggertak, tapi menciptakan suasana yang tidak nyaman secara berulang-ulang pada korban.

Sudah tau kan? Hehehe. Jadi gimana? Kalian yang ‘merasa’ pernah bully temen kalian sendiri/seseorang yang lebih muda dari kalian/bahkan yang lebih tua dari kalian, pernah gak sih saat kalian nge-bully orang, kalian memikirkan perasaan orang yang kalian bully? Atau pernah gak sih terlintas dalam pikiran kalian “kalau gue jadi dia gimana ya, pasti gue sedih bgt” ? Atau kalian yang pernah mem-bully pernah berfikir gak dampak dari pembullyan itu sendiri apa? Bullying itu sangat berdampak lho buat yang membully maupun yang terbully. Apa aja sih dampaknya?

Dampak negatif dari orang yang terbully antara lain:

  • ·         Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur. Masalah ini mungkin akan terbawa hingga dewasa.
  • ·         Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot.
  • ·         Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah
  • ·         Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis
  • ·         Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan.
Dampak positive dari orang yang terbully yaitu:

  • ·         Lebih kuat dan tegar dalam menghadapi suatu masalah
  • ·         Termotivasi untuk menunjukkan potensi mereka agar tidak lagi direndahkan
  • ·         Terdorong untuk berintrospeksi diri
Dampak dari orang yang membully diantaranya:

  • ·         Berperilaku kasar/abusif
  • ·         Melakukan kriminalitas
  • ·         Terlibat dalam vandalisme
  • ·         Menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol
  • ·         Terlibat dalam pergaulan bebas
Dampak bagi orang-orang yang menyaksikan pembullyian adalah:

  • ·         Merasa tidak aman berada di lingkungan sekolah/lainnya
  • ·         Mengalami berbagai masalah mental, seperti depresi dan kegelisahan
  • ·         Menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol.

Hayooo, banyak sekali kan dampaknya? Yaa meskipun ada dampak positive nya, tapi perlu di ingat yaa kawan-kawan ku yang ku sayangi, dari skala 1-10, pasti hanya 1 sampai 2 yang bisa nerima bullying dengan positive, sisanya? Jadi, mulai sekarang dari pada kita bully membully, lebih baik saling silahturahmi aja. Silahturahmi itu enak lho, ngomongin baik-baik, jadi gak ada perselisihan. Dan disini saya mau ngasih contoh kasus bullying yang masih hangat hehehe. Di simak yuk, dan kita ambil hikmah nya biar kejadian ini gak terjadi lagi di kehidupan masyarakat.

Pagi itu, waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB di Jalan Kemenyan, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Muhammad Farhan (19) sudah siap dengan kemeja putih dan celana bahan warna hitam untuk mengikuti ujian di tempatnya menempuh pendidikan tinggi, Universitas Gunadarma, Depok.

Sekilas Farhan memang terlihat sama dengan mahasiswa lainnya, akan tetapi dia merupakan salah satu anak yang memiliki keistimewaan atau biasa dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus. Nama Farhan pun belakangan ini menjadi sebuah pembicaraan hangat di masyarakat lantaran perundungan atau bullying yang diterimanya dari rekan sekelas.

Perundungan yang dialami Farhan menjadi viral lantaran unggahan video yang menyebar di dunia maya. Dalam video itu terlihat beberapa mahasiswa yang menarik-narik tas pria kelahiran 1 April tersebut. Sejumlah mahasiswa pun terlihat mentertawakan kejadian tersebut.

Ketika dimintai keterangan soal kasus yang dialaminya, Farhan yang saat ini sudah semester tiga mengaku dirinya sudah menerima perundungan sejak semester satu. Berbagai bullying yang diterimanya seperti tas yang ditarik-tarik, pintu kelas yang dikunci sehingga dia tidak bisa keluar kelas pada saat pulang kuliah hingga motor yang kadang dikendarainya dipreteli.

Penggemar grup vokal JKT 48 itu mengaku, sejak semester satu perundungan selalu dilakukan oleh pelaku yang sama. Sesekali dirinya pun melawan tetapi hal tersebut seolah tidak berdampak karena mereka masih melakukan hal yang sama berulang-ulang.

Saat kejadian yang menyebar luas itu, Farhan mengatakan, dirinya dikurung terlbih dahulu dalam ruang kelas. Dia tidak sendiri karena masih banyak mahasiswa lainnya yang juga belum keluar kelas. Setelah pintu kelas dibuka, perundungan tidak berhenti.
“Itu sore baru pulang kuliah, pas mau buru-buru pulang ditahan pintu kelas. Tidak hanya saya yang di dalam kelas, tapi ada yang lain mereka juga mau keluar kelas. Tiba-tiba pintu sudah bisa dibuka, saya keluar,” ujarnya.

“Eh tapi dia (pelaku) malah menunggu saya di depan kelas. Pas saya keluar, tas saya ditarik. Saya langsung balas memukul terus saya langsung lempar dengan tong sampah,” ucapnya kemudian.
Ada tiga pelaku utama yang melakukan perundungan terhadap Farhan, yakni AA, YLL dan HN. Peran AA sebagai penarik tas sedangkan YLL berperan sebagai perekam video. HN yang diketahui sebagai ketua kelas yang ikut mem-bully juga mengucapkan kata-kata tidak pantas. Bahkan dia sempat meminta untuk melakukan tindakan fisik terhadap Farhan.

Awalnya, Farhan tidak mengetahui jika aksi tersebut direkam dalam video. Dia mengetahui video itu saat melihat YLL mengunggahnya di aplikasi Line.

Farhan mengaku, dirinya merasa tersakiti dengan perundungan yang diterimanya. “Ya kalau mereka anggapnya bercandaan tapi saya tidak mau. Itu (perundungan) diulangi terus dan tidak berhenti bullying saya. Banyak (pelakunya) dari semester satu, nggak itu saja orangnya,” tuturnya.

Usai perundungan itu menjadi viral, Farhan mengatakan, para pelaku menghampirinya ke kediamannya. Mereka meminta maaf kepada Farhan. “Kemarin mereka datang ke rumah saya termasuk yang upload video itu. Orang tua mereka juga dipanggil oleh Pak Irwan Bastian (Wakil Rektor Tiga Universitas Gunadarma). Saya hanya ingin belajar, lulus dan bekerja, hanya itu,” ucapnya kemudian.
Dia juga mengatakan tidak ada perubahan dari teman-temannya di kampus. Farhan juga tetap beraktifitas seperti biasa. Bahkan, teman-temannya seolah-olah cuek dengan video yang beredar.

Farhan mengaku, selama ini dirinya juga sering ditolong oleh teman-temannya saat menjadi korban perundungan. “Banyak juga yang bantuin saya, terutama yang perempuan. Mereka melindungi saya, menasehati yang membully saya,” ucapnya.

Meski demikian, Farhan mengatakan, bullying tidak mempengaruhinya dalam menuntut ilmu di jurusan Sistem Informatika. Meski dibully sejak semester satu tetapi dia dapat belajar seperti biasa. “Tidak berpengaruh ke nilai, saya tetap belajar seperti biasa. IPK saya juga kemarin ini 3,7,” ucapnya.


Udah kebayang kan gimana perasaan dari orang yang terbully tersebut? Pernah bayangin gak kalau kita di posisi dia, apakah kita mau berada di posisi tersebut? Tentu saja tidak.

Lalu apasih penyebab/faktor dari tindakan bullying disekitaran masyarakat bisa terjadi? Faktor nya ialah:

  1. a.       Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor penyebab yang berasal dari dalam diri pelaku, misalnya faktor psikologis. Gangguan psikologis seperti gangguankepribadian ataupun gangguan emosi bisa disebabkan karena berbagaimasalah yang dihadapi oleh seorang anak. Selain itu, lingkungan keluarga juga mempengaruhi perilaku bullying. Bully biasanya berasal dari keluarga yang memperlakukan mereka dengan kasar.

  1. b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang memicu terjadinya bullying ada bermacam-macam, seperti contohnya pengaruh lingkungan (teman sebaya), keluarga yangkurang harmonis, faktor ekonomi keluarga, dan acara televisi yang kurang mendidik serta kecanggihan teknologi pada era globalisasi ini yang sangat mungkin memicu terjadinya cyber bullying. Alasan yang paling jelas mengapa seseorang menjadi pelaku bullying adalah bahwa pelaku bullying merasakan kepuasan apabila ia “berkuasa” di kalangan teman sebayanya. Selain itu, tawa teman-temansekelompoknya saat ia mempermainkan sang korban memberikan penguatan terhadap perilaku bullying nya.


Dan perlu kita pahamin juga bahwa tindakan bullying tidak hanyak pukul-memukul, ejek-mengejek tetapi juga hal-hal seperti dibawah ini:

  1. 1.      Bullying secara fisik
Seperti namanya, bullying ini memang mengedepankan tindakan fisik demi menindas korbannya dan memeroleh kekuasaan atas korban tersebut. Sang pelaku akan merasa lebih kuat, berkuasa, dan agresif.

  1. 2.      Bullying secara verbal
Jika poin pertama mengandalkan kekuatan dan siksaan fisik, maka yang satu ini cenderung menggunakan kata-kata sebagai senjatanya.Tujuannya sendiri untuk menyakiti, meremehkan, dan merendahkan derajat seseorang. Salah-satu korban yang paling sering mengalami bullying ini adalah mereka yang berkebutuhan khusus.

  1. 3.      Agresi Relasional atau Bullying secara relasional
Bullying yang satu ini cenderung licik dan licin, sehingga seringkali tak terendus oleh orang dewasa seperti guru atau orang tua. Jadi para pelakunya menerapkan yang namanya manipulasi sosial, di mana mereka mensabotase emosi dan kedudukan sosial korbannya. Mereka tak segan untuk mereka-reka cerita, memfitnah, “menusuk dari belakang”, dan mencabut ketenangan seseorang.

  1. 4.      Cyber bullying
Para netter akan melecehkan, mempermalukan, menguntit berlebihan, bahkan melancarkan intimidasi. Misalnya dengan memposting tulisan atau gambar yang menciderai perasaan, keselamatan, dan kehormatan seseorang.

  1. 5.      Bullying seksual
Bullying selanjutnya merupakan bentuk pelecehan seksual yang biasanya terjadi secara berulang-ulang, dan meninggalkan dampak yang cukup mengancam. Contohnya seperti memberikan komentar kotor terkait tubuh seseorang, menatap dengan tatapan mesum, menyebut seseorang sebagai pelacur, meraba area yang tidak seharusnya, bahkan sampai melakukan pelecehan.

  1. 6.      Bulying prejudice atau prasangka
Selanjutnya merupakan bullying yang didasari oleh prasangka terhadap orang yang memiliki perbedaan dari yang lain. Misalnya terkait ras, orientasi seksual, dan juga agama.


Lalu bagaimana sih solusi dari tindakan kita sebagai warga negara yang baik dan peran negara dalam mengatasi kasus bully yang terjadi?

Dari peran negara sendiri sebenarnya cara menyikapinya sudah baik, seperti adanya lembaga atau forum-forum untuk memberantas kasus bullying. Kalau dari kita sendiri cara menyikapinya diantaranya mau didengar dan mau mendengar, maksudnya ialah kita adalah makhluk sosial, dan dari kita pasti memiliki problematika tersendiri dan tidak mungkin kita menyelesaikan apapun sendirian, jadi kita bisa mencurahkan kejadian hal yang tidak enak pada diri kita ke orang lain dan orang lain pun bisa mencurahkan hal yang sama. Kita pun bisa memberi masukan-masukan positive terhadap orang-orang yang hobi membully, dan yang paling penting adalah kita jangan sampai melakukan hal yang sama. Kebencian tidak harus dibalas dengan kebencian juga, karna itu bukan hal yang baik dalam menyelesaikan masalah. Dan peran orang tua juga sangatlah penting untuk mendidik anak, memberikan kasih sayang yang cukup, dan memberikan lingkungan yang aman bagi anak.




Sumber:

Jumat, 27 Oktober 2017

Ilmu Budaya Dasar dan Kesusastraan

06.08 0 Comments
                 
Bertemu Sahabat Lama

 

            Pagi itu udara begitu segar. Ketiga sahabat itu berjalan dengan penuh ceria dan sesekali diselingi dengan canda tawa. Ketiga sahabat itu bernama Riris, Lala dan Dira. Mereka memang sudah bersahabat sejak dua tahun yang lalu, sejak mereka duduk di bangku SMP kelas 7 sekarang mereka kelas 9 SMP. Mereka memang selalu akrab walaupun terkadang mereka sempat saling marah, tapi hanya dalam waktu beberapa hari saja bahkan beberapa jam saja selebihnya mereka akrab kembali.


           Hari itu mereka sengaja berangkat sekolah jalan kaki walaupun jarak antara rumah dengan sekolah cukup jauh, mereka jalan kaki karena jalannya tidak bisa dilewati sepeda sebab tadi malam hujan deras. Di jalan mereka sempat berbincang bincang.

“Riris, Lala kalian masih mau kan jadi sahabat aku” Tanya dira
“Maksudmu apa tanya seperti itu dira?” sahut lala
“Aku tidak bermaksud apa apa, aku hanya ingin memastikan kalian masih sayang denganku apa tidak” jawab lala
“Iya tentulah kita masih mau bersahabat denganmu untuk selamanya” sahut riris
“Iya kita mau kok jadi sahabatmu” tambah dira
“Oke, jadi kita adalah sahabat selamanya” jawab dira dengan gembira


          Setelah lama mereka berbincang bincang, akhirnya mereka sampai di depan sekolah, mereka pun langsung menuju kelas. Bel pulang pun berbunyi, mereka segera keluar dan kembali pulang dengan jalan kaki. Setelah lama mereka jalan kaki akhirnya mereka kembali ke rumahnya masing masing.



          Pada suatu hari mereka sedang belajar kelompok. Mereka belajar kelompok di rumahnya dira.
“dira kenapa lala belum datang juga” tanya riris
“mungkin dia masih di perjalanan kan rumahku dengan rumahnya lala cukup jauh” jawab dira
“tapi kita sudah lama mununggu, hampir satu jam kita menunggu” kata riris
“iya, ke mana ya lala” kata dira
“dira bagaimana kalau lala kita jemput” ide riris
“iya ide yang bagus. Ayo kita jemput lal” jawab dira



        Akhirnya mereka memutuskan untuk menjemput lala. Setelah lama mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di dekat rumah lala.
“lo. Riris kenapa di rumah lala kok ramai sekali” Tanya dira
“iya dira, emangnya ada apa iya” kata riris
“bagaimana kalau kita samperin” ajak dira
“oke ayo” jawab riris


          Mereka pun menghampiri rumah lala, kebetulan lala di luar rumah
“lala kenapa kok banyak orang” Tanya dira
“kenapa kok kamu menangis” tambah riris
“sebelumnya aku minta maaf karena aku tidak bisa datang ke rumah dira, karena ayah dira meninggal dunia akibat kencing manis, sekarang masih di rumah sakit dan perjalanan ke sini” jawab lala sambil menangis
“lala, aku turut berduka cita atas kepergian ayah kamu ya” kata dira
“kamu yang sabar ya. Semoga ayah kamu ditempatkan di antara orang orang yang beriman. Kamu tidak boleh sedih” tambah riris

Tidak lama kemudian jenazah ayahnya tiba di rumah, lala langsung memeluknya.
“lala, kita pulang dulu iya. Ini sudah sore” kata riris
“iya terima kasih” jawab lala

          Akhirnya dira dan riris pulang ke rumahnya masing masing.

Pagi ini mereka melakukan aktivitas rutin yaitu sekolah, tapi kali ini hanya dira dan riris saja yang berangkat sekolah bersama. Sementara lala hari ini diantar oleh ibunya, entah kenapa. Setelah sampai di sekolah dira dan riris bertemu dengan lala. Lala pun mengajak berbincang bincang di taman.

“riris, dira mungkin minggu depan kita sudah tidak bisa bertemu lagi” kata lala
“maksud kamu apa” Tanya dira
“minggu depan aku dan ibu akan pindah ke rumah nenek, karena di sini sudah tidak ada ayah” jawab lala
“ou, jadi itu alasannya” kata riris
“iya, tapi aku janji kalau liburan aku akan main ke sini” kata lala
“iya, tidak apa apa kok” kata dira
Mereka pun berpelukan dan bel masuk pun berbunyi.


                Hari minggu pun tiba, kini saatnya lala pamit ke dira dan riris karena dia akan pindah ke rumah neneknya. Kebetulan dira dan riris sedang bermain di rumah dira. Lala pun menghampiri dira dan riris
“dira riris aku mau pamit hari ini aku akan pergi ke rumah nenek untuk selamanya” kata lala
“iya lala, jangan lupakan kami ya” kata riris
“jangan lupakan janjimu dulu ya” tambah dira
“iya aku akan ingat semua itu” jawab lala
Mereka pun berpelukan

“dah riris dira. Selamat tinggal” pamit lala
“selamat tinggal lala” ucap dira dan riris


             Setelah lala pergi, kini riris dan dira hanya berdua. Tiga tahun kemudian, hari itu hari minggu dira dan riris sedang berjalan jalan di sekitar rumah lala, kebetulan lala sedang pulang dan di situ mereka bertemu. Riris dan dira pun menghampiri lala.
“lala” teriak dira dan riris
“riris, dira” teriak lala
“bagaimana kabar kamu lala” Tanya dira
“aku baik baik saja. Aku kangen kalian. Kalian ngapain di sini” kata lala
“kita sedang jalan jalan” kata dira
“lala kapan kamu ke sini” Tanya riris
“baru tadi malam” jawab lala
“lala kenapa baru kali ini kamu ke sini, liburan kan sudah berkali kali” Tanya riris
“iya maaf liburan lalu ibuku sibuk dengan pekerjaannya, jadi aku tidak bisa ke sini. maafkan aku sobat” jawab lala
“ouw, iya tidak apa apa kirain kamu lupa dengan kami” kata dira
“iya tidak mungkinlah. Ayo kita duduk sambnil bercerita” kata lala


             Mereka pun berceria bersama tentang apa yang mereka rasakan sekarang. Tak lama kemudian dira dan riris pamit untuk pulang karena hari sudah siang
“lala kita pulang dulu iya” kata riris
“lala kalau mau balik jangan lupa kasih tau kami iya” kata dira
“mungkin aku tidak bisa kasih tau kalian, karena pulangku tidak pasti. Mungkin waktu aku balik kalian waktu sekolah” kata lala
“ou, iya sudah tidak apa apa” jawab dira
“tapi jangan lupakan kami iya” tambah riris
“iya. Itu pasti aku ingat. kalian kan sahabat aku untuk selamanya” ucap lala
Mereka pun berpelukan

“kami pamit dulu iya lala” kata riris dan dira
“iya. Sampai jumpa” jawab lala

            Akhirnya dira dan riris pulang ke rumah masing masing. Ketiga sahabat itu sampai sekarang tetap menjadi sahabat sejati untuk selamanya, walaupun terpisah karena jarak.




Prosa ini menggambarkan hubungan:


  1.  Manusia dan keindahan
Pada kalimat "Pagi itu udara begitu segar. Ketiga sahabat itu berjalan dengan penuh ceria dan sesekali diselingi dengan canda tawa.", disini terlihat kalimat yang memberi tahu pembaca, bahwa si pemeran utama menunjukkan ke segaran pada pagi hari, dan itu merupakan suatu hal yang indah.


    2.  Manusia dan harapan

Pada kalimat “kamu yang sabar ya. Semoga ayah kamu ditempatkan di antara orang orang yang beriman. Kamu tidak boleh sedih”, pada kalimat ini terlihat bahwa temannya pemeran utama ingin si pemeran utama jangan terlarut dalam kesedihan dan berharap ayah dari si pemeran utama ditempatkan di tempat yang layak oleh Tuhan.


Dan pada kalimat,
“dira riris aku mau pamit hari ini aku akan pergi ke rumah nenek untuk selamanya” kata lala

“iya lala, jangan lupakan kami ya” kata riris
“jangan lupakan janjimu dulu ya” tambah dira
“iya aku akan ingat semua itu” jawab lala,
pada percakapan diatas kita bisa melihat bahwa teman dari si pemeran utama tidak ingin si pemeran utama melupakan mereka walau sudah tidak bersama lagi.


    3.  Manusia dan kegelisahan

Terdapat pada kalimat,
“Riris, Lala kalian masih mau kan jadi sahabat aku” Tanya dira
“Maksudmu apa tanya seperti itu dira?” sahut lala
“Aku tidak bermaksud apa apa, aku hanya ingin memastikan kalian masih sayang denganku apa tidak” jawab dira,
disini kita bisa melihat bahwa teman dari si pemeran utama merasa gelisah akan takut bahwa teman-temannya tidak ingin bersahabat lagi dengannya.


Dan di kalimat “dira kenapa lala belum datang juga” tanya riris
“mungkin dia masih di perjalanan kan rumahku dengan rumahnya lala cukup jauh” jawab dira
“tapi kita sudah lama mununggu, hampir satu jam kita menunggu” kata riris
“iya, ke mana ya lala” kata dira
“dira bagaimana kalau lala kita jemput” ide riris
“iya ide yang bagus. Ayo kita jemput lala jawab dira.
Disini terlihat bahwa teman-teman gelisah akan si pemeran utama belum datang juga.


    4.  Manusia dan penderitaan


Terdapat pada kalimat “sebelumnya aku minta maaf karena aku tidak bisa datang ke rumah dira, karena ayah dira meninggal dunia akibat kencing manis, sekarang masih di rumah sakit dan perjalanan ke sini” jawab lala sambil menangis. Disini kita bisa lihat penyebab ayah dari si pemeran utama kenapa meninggal, dan itu merupakan suatu penderitaan.


   5.  Manusia dan cinta kasih

Terdapat pada kalimat "Akhirnya dira dan riris pulang ke rumah masing masing. Ketiga sahabat itu sampai sekarang tetap menjadi sahabat sejati untuk selamanya, walaupun terpisah karena jarak.", disitu kita bisa melihat bahwa bukti cinta mereka bertiga lah yang membuat mereka terus bersama meskipun mereka terpisah karna jarak.






Sumber cerita :

Jumat, 13 Oktober 2017

Hubungan lmu Budaya Dasar dengan Psikologi

01.17 0 Comments
Haloo gengs,  kali ini gue mau ngebahas tentang hubungan ilmu budaya dasar dengan psikologi, semoga bermanfaat ya bagi kalian yang membaca hehe.

Pengertian ilmu
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Pengertian dasar
Dasar adalah suatu awalan atau permulaan dari semuannya, ilmu dasar berarti ilmu yang di pelajari adalah awal dari sebuah pelajaran dan pelajaran itu akan berkembang yang disebut pengembangan dasar.

Jadi ilmu budaya dasar itu adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.


Pengertian Psikologi
Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani (Psyche) yang berarti “jiwa” dan (Logos) yang artinya “ilmu”. Dengan demikian Psikologi dapat diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Tapi dalam perkembangannya Psikologi tidak menjadikan “jiwa” sebagai objek kajian, lebih tepatnya mengkaji gejala-gejala kejiwaan yang muncul dalam tingkah laku manusia. Jadi Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa dan juga ilmu yang mempelajari perilaku,sebagai manifestasi dari kesadaran, proses, mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.
Adapun tujuan dari ilmu psikologi adalah Mendeskripsikan beraneka macam perilaku organisme. Menjelaskan sebab-sebab dari perilaku. Memprediksikan bagaimana organisme akan berperilaku dalam situasi tertentu. Mengontrol perilaku makhluk hidup.


Hubungan ilmu budaya dasar dengan psikologi
Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya. Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun 70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya dipertanyakan kebermaknaannya. Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.

Sebenarnya bagaimana hubungan antara psikologi dan budaya?
Secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara budaya dan perilaku social.
Ekologi - budaya - sosialisasi - kepribadian – perilaku
Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.

Contoh dalam kehidupan sehari-sehari , komunikasi antar keluarga, pergaulan kita terhadap teman, yang mungkin kita dapat mengetahui bagaimana kita dapat memahami sifat dan karakteristik setiap orang. Begitupun dalam bermasyarakat, dalam interaksi kita harus memahami norma- norma dalam masyarakat agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh lainnya seperti, dalam aspek bersikap dalam kehidupan yang berbeda beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang akan kita hadapi. Dalam penerapan ilmu ini factor pendukungnya antara lain adalah agama atau kepercayaan kita terhadap tuhan, dimana dalam agama itu sendiri kita sudah pasti diajarkan bagaimana kita harus menjaga interaksi kita terhadap tuhan dan sesama manusia, agar tercipta hubungan yang harmonis dalam kehidupan. Inti dari ilmu budaya dasar dalah kehidupan bermasyarakat, yaitu sejauh apa ilmu budaya dasar dapat mempengaruhi sikap dan tata cara kita dalam bermasyarakat. Bila kita sudah mempunyai dasar yang kuat, dapat diyakini bahwa kita akan dapat membawa diri dalam masyarakat.




Sumber :

Buku: PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM, penulis Sarlito W Sarwono