Kamis, 28 Juni 2018

#BelajarBarengYuk

18.39 0 Comments

Ar rahman, Yasin, Al waqiah atau Al kahf?


Assalamualaikum wr. wb
Apakabar kalian para pembaca blog ini? Semoga sehat selalu ya. Ditulisan kali ini aku mau meluruskan pemikiran yang masih simpang siur. Ini pun berdasarkan ilmu yang aku punya berdasarkan ceramah-ceramah yang suka aku dengerin di salah satu siaran di televisi dan ilmu yang aku bawa sendiri dari sekolah aku.

Apasih maksud dari judulnya? Jadi dari kebanyakan orang yang masih bingung “apasih yang harus saya baca pada malam Jum’at? Ar-Rahman kah? Yasin kah? Al-Waqiah kah? Atau Al-Kahfi?”

Sebelum aku jawab, kita harus tau dulu nih bahwasannya keempat surat itu baik dan bagus untuk dibaca. Tidak hanya 4 surat itu saja, 114 surat yang ada di Al-Qur’an pun juga sangat baik dan bagus untuk dibaca, dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berhubung kebanyakan orang bingung nih antara keempat surat itu, maka kita bahas dulu satu persatu keutamaannya biar lebih jelas lagi.

Yang pertama Ar-Rahman. Sampai saat ini sebetulnya aku ganemu ya ada hadits atau dalil yang menyuruh kita baca Ar-Rahman di malam Jum’at ataupun di hari Jum’at. Hanya saja dulu saat aku masih bersekolah, setiap hari Jum’at setelah shalat Dhuha kami selalu membacakan surat Ar-Rahman. Shalat Dhuha dan shalat sunnah rawatib jadi suatu kewajiban disekolah aku hehe. Tujuannya sih agar kami setelah lulus dari sekolah itu, kami terbiasa untuk menjalankan shalat-shalat sunnah.

Kedua, berbicara tentang Yasin. Banyak sekali yang menyegerakan dirinya untuk membaca surat Yasin pada malam Jum’at, aku pun demikian. Karna alesan aku lebih milih baca Yasin karena waktu senggang dari maghrib ke isya kan hanya sebentar, jadi aku lebih sering milih baca surat Yasin. Tapi sebenernya nih ya, setelah aku cross check lagi ternyata hadits atau dalil yang menganjurkan membaca Yasin di malam Jum’at itu lemah loh atau bisa dibilang palsu. Tetapi tetap dibolehkan dong, kan kita bisa meniatkan membaca Yasin untuk mengirim doa kepada saudara-saudara kita yang sudah meninggal dunia.

Ketiga, tentang Al-Waqiah. Banyak hadits atau dalil yang berkeluaran di media tulis, cetak maupun elektronik yang dipercayai bahwa itu benar. Diantaranya:
1. Imam Ad-Dailami rahimahullah meriwayatkan dari jalan Ahmad bin Umar Al-Yamami dengan sanadnya hingga Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, (bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda) :
من قرأ سورة الواقعة كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا، ومن قرأ كل ليلة {لا أقسم بيوم القيامة} لقي الله يوم القيامة ووجهه في صورة القمر ليلة البدر
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam maka dia tidak akan ditimpa kemiskinan selamanya. Dan barangsiapa setiap malam membaca Surat Al-Qiyamah, maka dia akan berjumpa dengan Allah pada hari Kiamat sedangkan wajahnya bersinar layaknya rembulan di malam purnama.”
# Hadits ini derajatnya Maudhu’ (PALSU), karena di dalam sanadnya ada seorang perawi Pemalsu hadits yang bernama Ahmad bin Umar Al-Yamami. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Ahmad bin Umar al-Yamami adalah seorang perawi hadits yang pendusta.”

2. Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari jalan Abdul Quddus bin Habib, dari Al-Hasan, dari Anas secara marfu’ (sanadnya tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallm, pent):
من قرأ سورة الواقعة وتعلمها لم يكتب من الغافلين ، ولم يفتقر هو وأهل بيته
“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah dan mempelajari (tafsir)nya, maka ia tidak dicatat (oleh Allah) termasuk orang-orang yang lalai, dan ia sekeluarga tidak akan mengalami kemiskinan.”
#Hadits ini derajatnya Maudhu’ (PALSU), karena di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang bernama Abdul Quddus bin Habib, ia pernah memalsukan hadits, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian ulama hadits. Ibnu Hibban rahimahullah berkata tentangnya: “Dia pernah memalsukan hadits dengan mengatasnamakan para perawi yang tsiqoh (terpercaya). Oleh karenanya, TIDAK BOLEH mencatat dan meriwayatkan hadits darinya.”

3. Diriwayatkan dari Abdullah bin Wahb, ia berkata; telah menceritakan kepadaku As-Sary bin Yahya, ia berkata; bahwa Syuja’ (Abu Syuja’) menceritakan kepadanya dari Abu Thoyyibah (Abu Zhobiyyah), dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة
“Barangsiapa membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan.”

4. Al-Harits bin Abu Usamah berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Abbas bin Al-FadhL, ia berkata; telah menceritakan kepada kami As-Sary bin Yahya, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Syuja’ (Abu Syuja’), dari Abu Thoyyibah, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا
“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya.”

5. Imam Al-Baihaqi berkata: telah memberitahukan kepada kami Abul Husain bin Al-FadhL Al-Qoththon, ia berkata; telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Ja’far, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Sufyan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj, ia berkata; telah menceritakan kepada kami As-Sariy bin Yahya Asy-Syaibani Abul Haitsam, dari Syuja’, dari Abu Fathimah, ia berkata:
أن عثمان بن عفانرضى الله عنهعاد ابن مسعود فى مرضه فقال : ما تشتكي ؟ قال : ذنوني قال : فما تشتهي ؟ قال : رحمة ربى قال : ألا ندعوا لك الطبيب ؟ قال : الطبيب أمرضنى قال : ألا آمر لك بعطائك ؟ قال : منعتنيه قبل اليوم ، فلا حاجة لى فيه قال : فدعه لأهلك وعيالك قال : إنى قد علمتهم شيئا إذا قالوه لم يفتقروا ، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ( من قرأ الواقعة كل ليلة لم يفتقر
“Bahwa Utsman bin Affan radhiyallahu anhu pernah menjenguk Abdullah (bin Mas’ud) ketika ia menderita sakit, lalu Utsman bin ‘Affan bertanya: “Apa yang kau rasakan?” Abdullah berkata,”Dosa-dosaku.” Utsman bertanya: ”Apa yang engkau inginkan?” Abdullah menjawab: ”Rahmat Tuhanku.” Utsman berkata: ”Apakah aku datangkan dokter untukmu.”. Abdullah menjawab: ”Dokter membuatku sakit.” Utsman berkata: ”Apakah aku datangkan kepadamu pemberian (harta) ?” Abdullah menjawab: ”Aku tidak membutuhkannya.” Utsman berkata: ”(Mungkin) harta itu engkau berikan kepada istri dan anak-anakmu (sepeninggalmu, pent).” Abdullah menjawab: ”Sesungguhnya aku telah mengajarkan kepada keluargaku suatu (bacaan) yang apabila mereka membacanya niscaya mereka tidak akan mengalami kemiskinan. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Barangsiapa yang membaca surat al-Waqi’ah pada setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan (selama-lamanya, pent).”

#Hadits ke 3,4 dan 5 ini derajatnya DHO’IF (Lemah), karena Di dalam sanadnya ada seorang perawi DHO’IF (Lemah), yaitu Syuja’ (atau Abu Syuja’). Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata: ”Abu Syuja’ adalah seorang yang majhul (tidak dikenal jati dirinya dan tidak diketahui kredibilitasnya). Demikian juga ia meriwayatkan dari Abu Thayyibah, siapa Abu Thayyibah itu?” (maksudnya dia adalah perawi yang tidak dikenal juga).

Dan terakhir tentang Al-Kahf. Nah, Al-Kahf ini terdapat hadits atau dalil yang memang dinyatakan kebenarannya.
1. "Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (HR. Ad-Darimi, al-Nasai, dan Al-Hakim).
Jadi maksud disini bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’at akan diberikan cahaya. Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit.
2. "Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi). 
Jadi bisa berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Cahaya ini bentuk ketaatan yang akan menghapuskan kemaksiatan.

Gimana? Udah paham kan mana yang dianjurkan mana yang tidak. Ohiya kenapasih malem Jum’at dan hari Jum’at? Karena pergantian hari menurut Islam itu dari terbenamnya matahari. Sebenernya kalau mau mengikuti sunnah-sunnah lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah masih banyak yaa jadi jangan terpaku dengan membaca satu surat di malam Jum’at atau dihari Jum’at.

Segitu aja isi blog kali ini, sekali lagi aku sharing ilmu berdasarkan ceramah yang ku tonton dan pembelajaran dari sekolah ku hehe. Jadi kalau emang pernyataan aku disini kurang tepat, mohon diberitahu kebenarannya. Oh iya ada satu lagi nih yang ngebantu aku dalam nyampein materi ini.

Terimakasih nih untuk para pembaca. Semoga bermafaat ya. 

Jumat, 22 Juni 2018

#BelajarBarengYuk

05.10 0 Comments

Hei hei hei..
Wow udah lama ye ga ngepost, ini antara males apa gada topik untuk dibahas ya? Hehe. Well, dikesempatan kali ini gue mau sedikit sharing ajasih ya tentang sebuah resep rahasia. Karena mau di share, resep ini gajadi rahasia lagi. (hehe)
Intro dulu nih ya, sebelumnya gue emang jarang banget buat masak. Yeah, kebiasaan keluarga gue kalo makan ya beli, although makanan yang dibeli itu-itu aja gitu. Jadi terkadang itutuh bikin gue bosen banget. In one day, gue tersadar akan kodrat nya wanita (apaansi). Ya gitu, wanita harus identik bisa masak. Dan disitu i’ll try to make something. And for the first experiment, i tried to cook “Tumis Kerang”. Kedengarannya sih sangat mudah, but bagi gue yang masih beginner itu sedikit sulit sih ya membuat makanan itu menjadi makanan yang totally sempurna. So, isi blog kali ini ialaaah gue mau bagi resep Tumis Kerang yang gue buat nih. Okay, here we go!

Bahan:
-         Kerang (ini udah pasti dong, kan kita mau masak ini)
-         Cabai rawit, keriting dan cabai hijau
-         Daun salam
-         Air
-         Kecap manis
-         Garam
-         Gula
-         Lengkuas
-         Bawang putih, bawang merah

Cara:
1. Siapkan bahan-bahan. Sebenernya kalian bisa tambahin bahan-bahan lainnya misalnya selederi, toge, atau bahan lainnya sesuai selera. Berhubung saya masih pemula, saya tidak menambahkan bahan-bahan lainnya.
2. Cuci bersih bahan-bahan yang akan diolah. Seperti cabai, lengkuas, dan tidak lupa dengan kerang.
3. Iris bawang merah dan bawang putih. Saya menggunakan 6 sium bawang merah dan 4 sium bawang putih. Banyak tidaknya bawang sebenernya tergantung pada seberapa banyak porsi kerang yang akan kalian sajikan.
4. Iris cabai kecil-kecil. Balik lagi, banyak tidaknya cabai tergantung selera.
5. Geprek lengkuas. Dan satukan semua bahan yang sudah diiris tadi untuk di tumis.

6. Tuang minyak ke dalam wajan, dan tunggu hingga panas. Minyak nya sedikit saja yaa hehe.
7.  Masukkan bahan-bahan awal nya seperti cabai iris, bawang iris, lengkuas dan daun salam. Lalu di oseng-oseng sampai tercium wangi.
8. Jika sudah, masukkan kerang yang sudah dicuci bersih tadi. Di oseng sebentar, lalu masukkan air.
9.  Sedikit demi sedikit berilah gula, garam dan kecap manis. Aduk rata.
10. Kalo merasa rasanya kurang, bisa diberi bumbu lainnya. Jika sudah merasa pas, sajikan tumis kerang tersebut.


Nah itulah cara gue masak hehee. Buat kalian yang mau coba, silahkan dicoba. Semoga hasilnya lebih memuaskan yaa. Dan jangan takut ya kalau mau mix bahan-bahan lainnya. Karna kalau salah, gaada yang mau marahain lo kok, hehe. Okay guys, sampe sini aja ya isi blog gue kali ini. Happy trying!