Mengenal
Meningitis dan Contoh Kasus.
Meningitis termasuk
ke dalam sepuluh macam penyakit berbahaya di dunia yang sering menyerang anak-anak.
Tetapi bukan hanya anak-anak yang bisa terkena penyakit meningitis, orang
dewasa pun bisa terserang. Hanya saja gejala meningitis memang tidak sepenuhnya
disadari oleh masyarakat. Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput
pelindung) yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Ketika meradang,
meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Setiap tahun, lebih dari 400
juta orang yang tinggal di 26 negara terserang penyakit meningitis.
Memang penyakit ini
akan membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Namun, bila dibiarkan
begitu saja dan tidak melakukan pengobatan, penyakit ini akan menimbulkan
komplikasi serius dan semakin lama semakin parah. Jenis komplikasi yang mungkin
akan muncul anatra lain gangguan pada pendengaran, kerusakan pada otak, gagal
ginjal, syok, masalah pada memori, dan masalah berjalan. Selain itu, resiko
kejang dan kerusakan saraf permanen akan terjadi bila tidak melakukan penngobatan
dengan cepat. Hal ini secara tidak langsung akan mengancam jiwa.
Meningitis sendiri
biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau mikroorganisme. Kebanyakan kasus
penyakit meningitis disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, jamur, dan
parasit menjadi penyebab paling umum berikutnya. Penyakit meningitis juga bisa
dari berbagai penyebab non-infeksius, seperti karena obat-obatan misalnya atau
bisa juga penyebab kanker ke meninges (malignant meningitis).
Virus yang dapat
menyebabkan meningitis termasuk enterovirus, herpes simplex virus tipe 2 (dan
kurang umum tipe 1), varicella zoster
virus (dikenal sebagai penyebab cacar air dan ruam saraf), virus gondok,
HIV, dan LCMV. Sementara bakteri yang dapat mengakibatkan serangan menigitis
diantaranya:
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
Bakteri ini yang
paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri
ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus)
2. Neisseria meningitidis (meningococcus)
Bakteri ini
merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Strepococcus pneumoniae. Meningitis terjadi
akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya
masuk kedalam peredaran darah.
3. Haemophilus influenzae (haemophilus)
3. Haemophilus influenzae (haemophilus)
Haemophilus influenzae
type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis
virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian
dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan
terjadinya angka penurunan pada kasus yang disebabkan bakteri jenis ini.
4. Listeria monocytogenes (listeria)
4. Listeria monocytogenes (listeria)
Ini merupakan salah
satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat
ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan
ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan dagin sandwich yang mana bakteri
ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).
Secara umum,
terdapat lima jenis meningitis:
1. Meningitis bakterialis
Meningitis jenis ini disebabkan bakteri dan menyebar melalui kontak jarak dekat. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kerusakan otak parah, kehilangan indera pendengaran dan menimbulkan infeksi pada darah (septikemia). Penderita meningitis bakterialis kebanyakan bayi berusia di bawah satu tahun.
2. Meningitis virus
Sedangkan penyebab meningitis virus adalah virus yang bisa menyebar melalui batuk, bersin dan lingkungan yang tidak higienis. Meningitis virus memiliki kesamaan gejala dengan flu. Anak berusia di bawah lima tahun dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih besar untuk tertular meningitis virus.
3. Meningitis jamur
Meningitis jamur biasanya merupakan hasil dari menyebarnya jamur di sumsum tulang belakang melalui aliran darah. Resiko seseorang terkena meningitis jamur akan meningkat ketika sistem kekebalan tubuhnya terganggu, seperti pada penderita HIV dan kanker. Beberapa gejala meningitis jamur adalah penderita akan sensitif terhadap cahaya dan merasa kebingungan.
4. Meningitis parasit
Meningitis jenis ini disebabkan oleh parasit yang biasanya masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Amuba yang menyebabkan meningitis parasit umumnya adalah Naegleria fowleri. Amuba ini biasanya ditemukan pada danau, sungai air tawar yang bersuhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang tidak dirawat, pemanas air dan tanah.
5. Meningitis Non-infeksi
Ada lebih dari satu faktor penyebab meningitis non-infeksi. Meningitis jenis ini tidak menular dan memiliki gejala umum yang sama seperti meningitis jenis lainnya.
1. Meningitis bakterialis
Meningitis jenis ini disebabkan bakteri dan menyebar melalui kontak jarak dekat. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan kerusakan otak parah, kehilangan indera pendengaran dan menimbulkan infeksi pada darah (septikemia). Penderita meningitis bakterialis kebanyakan bayi berusia di bawah satu tahun.
2. Meningitis virus
Sedangkan penyebab meningitis virus adalah virus yang bisa menyebar melalui batuk, bersin dan lingkungan yang tidak higienis. Meningitis virus memiliki kesamaan gejala dengan flu. Anak berusia di bawah lima tahun dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih besar untuk tertular meningitis virus.
3. Meningitis jamur
Meningitis jamur biasanya merupakan hasil dari menyebarnya jamur di sumsum tulang belakang melalui aliran darah. Resiko seseorang terkena meningitis jamur akan meningkat ketika sistem kekebalan tubuhnya terganggu, seperti pada penderita HIV dan kanker. Beberapa gejala meningitis jamur adalah penderita akan sensitif terhadap cahaya dan merasa kebingungan.
4. Meningitis parasit
Meningitis jenis ini disebabkan oleh parasit yang biasanya masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Amuba yang menyebabkan meningitis parasit umumnya adalah Naegleria fowleri. Amuba ini biasanya ditemukan pada danau, sungai air tawar yang bersuhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang tidak dirawat, pemanas air dan tanah.
5. Meningitis Non-infeksi
Ada lebih dari satu faktor penyebab meningitis non-infeksi. Meningitis jenis ini tidak menular dan memiliki gejala umum yang sama seperti meningitis jenis lainnya.
Contoh Kasus
Presenter sekaligus
komedian Olga Syahputra meninggal dunia disebuah rumah sakit di Singapura pada
16.17 waktu setempat. Informasi terakhir, Olga meninggal dunia karena penyakit
meningitis di usia 32 tahun. Sebelum peninggalannya, berikut riwayat penyakit Olga
Syahputra:
- · 4 Agustus 2013.
Penyakit yang
dialami Olga diketahui mulai diketahui publik sekitar awal Agustus 2013. Kala
itu, Olga sempat absen di beberapa acara yang dibintanginya. Sempat seminggu
dirawat di Rumah Sakit Medistra, Olga pun akhirnya diperbolehkan pulang.
- · 26 Agustus 2013.
Olga Syahputra
akhirnya buka suara soal penyakitnya. Menurut Olga kondisinya sempat drop
karena di lehernya terdapat benjolan yang disebabkan oleh bakteri.
- · 26 September 2013.
Setelah sempat
kembali ke panggung hiburan, Olga kembali jatuh sakit dan absen dalam beberapa
acara. Menurut sahabatnya Jessica Iskandar, benjolan di leher yang dimiliki
Olga kembali membengkak sehingga kondisinya kembali drop.
- · 23 April 2014.
Olga kembali masuk
rumah sakit. Kali ini ini rumah sakit yang dipilih adalah RS Pondok Indah.
Keluarga menyebut jika Olga kecapekan sehingga harus masuk RS.
- · 30 April 2014.
Dokter RS Pondok
Indah mendiagnosa Olga penyakit Meningitis atau radang selaput otak. Dokter
menduga penyakit tersebut disebabkan karena Olga yang terlalu banyak bekerja
dan tidak menjaga pola makan.
- · 4 Mei 2014.
Olga dipindahkan ke
RS di Singapura. Menurut sahabat Olga, Denny Cagur, penyakit meningitis atau
radang selaput otak yang diderita sahabatnya memang harus ditangani dengan
serius. Selain itu, kepergian Olga ke Singapura agar bisa menjalani perawatan
dengan baik tanpa diganggu sahabatnya yang menjenguk.
- · 27 Maret 2015
Dari Singapura,
manajer Olga Syahputra, mengabarkan kepada media massa di Indonesia, Olga
Syahputra meninggal dunia pada Jumat sore pukul 17.17 waktu Singapura atau
16.17 waktu Jakarta.
Infeksi meningitis bisa
mencapai otak melalui beberapa rute, seperti melalui aliran darah dari tubuh
bagian lain yang sudah terinfeksi, melalui tulang tengkorak dari sinus atau
telinga bagian dalam yang terinfeksi, atau dari cedera kepala seperti luka yang
menyebabkan tengkorak retak atau tembus. Secara khusus, meningitis biasa
terjadi ketika daya tahan tubuh seseorang menurun. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, antara lain pasca operasi atau rawat inap
yang lama, sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau sebagai dampak dari suatu
penyakit serius seperti gagal ginjal kronis.
Gejala meningitis
sendiri pada tiap-tiap orang bisa berbeda-beda. Pada orang dewasa umumnya
demam, sakit kepala, mual dan muntah, kekakuan leher, fotofobia (toleransi
rendah atau takut pada cahaya terang), kebingungan, sakit atau nyeri sendi,
mengantuk, bahkan bisa kejang-kejang. Lalu pada ana-anak biasanya tandanya
demam, menangis dengan nada yang tinggi, kulit pucat, tidak mau akan, rewel,
melengkukan punggung, dan sulit untuk bangun.
Agar kita tidak diserang
infeksi meningitis, kita perlu melakukan vaksinisasi. Selain itu, kita juga
harus menjaga pola makanan yang sehat, lingkungan yang bersih dan menjaga tubuh
kita dari tempat umum yang bisa beresiko terkena meningitis atau penyakit
serius tertentu. Kita juga bisa menasihati atau saling peduli tentang bahaya
mengingitis kepada keluarga, teman dekat, bahkan rekan kerja.
Sumber:
Anonymous. (2015). Riwayat
Penyakit Olga Syahputra. Dalam: https://www.liputan6.com/showbiz/read/2198235/riwayat-penyakit-olga-syahputra
Marianti. TT. Gejala, Penyebab dan Pengobatan Meningitis.
Dalam: https://www.alodokter.com/meningitis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar