Ilmu,
Pengetahuan dan Metode Ilmiah??
Hai hai hai, kali ini aku mau ngebahas mengenai
ilmu, pengetahuan dan metode ilmiah. Sebelumnya, menurut kalian ilmu dengan
pengetahuan sama gak sih? Kalau menurut saya sih awalnya ya sesuatu yang yang
disebut dengan ilmu ialah hal yang diperoleh dengan cara-cara atau
syarat-syarat tertentu dan sudah di uji kebenarannya. Dan pengetahuan sesuatu
yang berbeda dengan ilmu, pengetahuan bisa didapetin dimana aja tanpa syarat-syarat
tertentu. Misalnya saat kita masih berusia kanak-kanak awal, lalu kita melihat
figur orangtua kita makan menggunakan tangan kanan, maka otomatis kita mendapat
pengetahuan mengenai kalau makan harus menggunakan tangan kanan. Tapi menurut
kalian bener tidak sih mengenai pendapat saya? Atau kalian punya pemikiran yang
lainnya? Daripada ribut, mending kita kupas yuk, hehe.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
dikelompokkan, disistematisasi, dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan
suatu kebenaran objektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu.
Sementara pengetahuan (knowledge) merupakan
hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba”. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
Apa aja sih syarat yang harus dipenuhi agar
suatu pengetahuan dapat disebut dengan ilmu?
1. Objektif
Artinya bahwa kebenaran
melekat pada bendanya dan bukan pada orang yang menilainya. Misalnya saya
mengukur berat 1 ember air seberat 1 kg, sedangkan orang lain mengukur benda
tadi juga maka akan didapatkan hasil yang sama. Kebenaran tersebutlah yang
disebut sebagai Kebenaran yang objektif.
Berbeda dengan subjektif, yang
kebenarannya berdasarkan penilaian seseorang. Misalnya saya menilai Justin
Bieber sangat tampan tetapi teman saya menilai Justin Bieber tidak terlalu
tampan. Sehingga penilaian tentang Justin Bieber bersifat subjektif, karena
semua kebenarannya tegantung orang yang menilainya.
2. Metodis
Metodis berasal dari bahasa
Yunani “Metodos” yang artinya: cara, jalan. Metodis artinya metode/cara
tertentu yang dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah metode ilmiah.
3. Sistematis
Didalam pengalamannya
mencoba menjelaskan dan mengetahui suatu objek, ilmu harus terumus dan
teruraikan di dalam hubungan yang masuk diakal (logis) dan teratur agar
terbentuk suatu sistem yang memiliki keutuhan, menyeluruh, terpadu dalam segi
arti, dan dapat memaparkan sebuah rangkaian sebab akibat menyangkut tentang
objektifnya.
4. Universal
Kebenaran yang hendak
dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.
Lho, judul nya kok terdapat metode ilmiah
nya? Apa hubungannya sih? Jadi kalau kalian teliti membaca tulisan saya dari
awal, ilmu dan pengetahuan sama sama merujuk pada kebenaran ilmiah dan metode
ilmiah. Jika dijelaskan secara lengkap Metode Ilmiah terdiri dari 2 (dua)
kata yaitu kata Metode dan Ilmiah. Metode merupakan cara seseorang dalam
melakukan suatu kegiatan untuk memecahkan masalah yang ada secara sistematis.
Sedangkan kata Ilmiah merupakan cara mendapatkan pengetahuan secara alami dan
berdasarkan bukti fisis.
Langkah-langkah membuat metode ilmiah:
1. Melakukan Observasi.
Dalam peroses observasi seorang
peneliti akan melakukan identifikasi terhadap sifat-sifat utama yang dimiliki
oleh subjek yang akan diteliti. Proses ini dapat melibatkan proses penentuan
definisi maupun observasi. Observasi sering sekali membutuhkan perhitungan atau
pengukuran yang teliti.
Pengukuran dapat dilakukan di
tempat-tempat tertentu misalnya seperti di laboratorium dan lain-lain. Proses
pengukuran juga sering memerlukan peralatan misalnya seperti termometer jika
akan mengukur suhu ataupun peralatan lainnya yang sesuai dengan objek yang
diteliti. Lalu hasil dari pengukuran biasanya dimasukan kedalam sebuah tabel
atau bisa juga digambarkan dalam bentuk grafik dan diproses dengan
cara statistika. Di dalam pengukuran karya ilmiah biasanya akan disertai dengan
estimasi (metode memperkirakan nilai dari suatu populasi dengan menggunakan
nilai yang didapatkan dari sampel) ketidakpastian hasil dari pengukuran yang
dilakukan. Dan ketidakpastian itu biasanya sering diestimasikan dengan
melakukan pengukuran berulang-ulang dari kuantitas yang diukur.
2. Melakukan identifikasi masalah.
Perumusan masalah merupakan keharusan
dalam metode ilmiah. Permasalahan dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, dengan
menggunakan kalimat tanya. Dengan pertanyaan tersebut maka diharapkan dapat
mempermudah orang untuk melakukan metode ilmiah, untuk mengumpulkan data atau
informasi yang diperlukan, melakukan analisis terhadap data tersebut dan
menyimpulkannya.
3. Menyatakan hipotesis.
Hipotesis dapat dikatakan sebagai suatu
ide atau dugaan sementara penyelesaian permasalahan yang terdapat dalam
penelitian ilmiah. Hipotesis sangat berguna untuk memungkinkan prediksi yang
berdasarkan deduksi. Prediksi ini dapat meramalkan hasil dari eksperimen yang
dilakukan. Dan hipotesis tersebut belum tentu diketahui akan kebenarannya.
4. Melakukan eksperimen.
Tujuan melakukan Eksperimen yaitu untuk
menguji Hipotesis yang telah diajukan. Perhitungkanlah semua variabel yang ada,
yaitu semua yang mempengaruhi eksperimen yang dilakukan. Hasil dari eksperimen
akan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis. Hasil eksperimen dapat
menyalahkan hipotesisi apabila hasilnya bertentangan dengan hipotesis.
Melakukan pencatatan yang detail pada hasil eksperimen sangatlah penting,
karena untuk membantu dalam laporan eksperimen dan memberikan bukti efektivitas
serta keutuhan dari cara-cara yang dilakukan.
Terdapat 3 (tiga) variabel yang harus
diperhatikan, yang diantaranya:
- Variabel bebas, yaitu
variabel yang dapat diubah-ubah secara bebas.
- Variabel terikat,
yaitu variabel yang diteliti.
- Dan Variabel kontrol,
yaitu variabel yang dipertahankan tetap saat melakukan eksperimen.
5. Menyimpulkan hasil dari eksperimen.
Seseorang yang melakukan metode ilmiah
mungkin saja akan mengulangi langkah-langkah yang lebih awal karena
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk
kesimpulan yang menarik atau tepat dapat membuat seorang peneliti
mempertimbangkan ulang subjek yang dipelajarinya. Karena ketidakberhasilan
hipotesis dalam menghasilkan prediksi atau ramalan yang menarik dan teruji
dapat membuat seorang peneliti mempertimbangkan hasilnya. Dapat juga membuat
seorang peneliti mempertimbangkan ulang metode dari eksperimen bahkan hipotesis
yang mendasarinya. Sering sekali eksperimen dalam metode ilmiah tidak dilakukan
oleh orang yang membuat prediksi, karakterisasi didasarkan dari eksperimen yang
dilakukan orang lain.
Kesimpulan ilmiah dapat dikatakan
sebagai ringkasan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan pernyataan bagaimana
hubungan antara hasil yang didapatkan dari eksperimen dengan Hipotesis. Jika
hasil dari eksperimen yang telah dilakukan tidak sesuai dengan hipotesis, maka
lakukan hal-hal sebagai berikut ini:
- Jangan mengubah
hipotesisnya.
- Jangan abaikan hasil
dari eksperimen.
- Berikanlah
alasan-alasan yang logis atau masuk akal mengapa tidak bisa sesuai.
- Berikanlah cara-cara
yang mungkin dapat dilakukan selanjutnya, untuk menemukan penyebab dari
ketidaksesuaian antara hasil ekperimennya dengan hipotesis.
- Jika memang masih ada
waktu, lakukan kebali eksperimen ataupun susun ulang kembali
eksperimennya.
Kesimpulan harus berbentuk kalimat
deklaratif atau kalimat yang bermaksud memberitakan yang ditulis secara
singkat, jelas dan padat. Hindarilah menulis data-data yang tidak relevan
dengan permasalahan yang diajukan.
Sumber :