Evolusi merupakan proses perubahan
makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang
menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Menurut
teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup zaman
dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya berbeda
mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang
sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan
akhirnya menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan
dan hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertamakali berada di
bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau.
Ada dua macam evolusi, yaitu evolusi
progressif dan evolusi regressif. Evolusi progressif merupakan proses evolusi
yang menuju kemungkinan dapat bertahan hidup sehingga menghasilkan spesies
baru. Evolusi regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan mengalami
kepunahan.
Charles Robert Darwin. Yap! Itulah salah
satu tokoh filsuf yang sangat terkenal. Beliau menularkan beberapa karya yang
mengubah pandangan dunia. Darwin, nama yang akrab dikenal, menggegerkan dunia
dengan karyanya yang fenomenal, The Origin of Species, sebuah buku yang diklaim
sebagai buku akademik paling berpengaruh sepanjang sejarah oleh Guardian. Dalam
bukunya itu, Darwin menawarkan sebuah pandangan baru tentang penciptaan, yaitu
evolusi melalui seleksi alam (natural selection).
Yang dimaksud seleksi alam adalah:
proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di
dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan
yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang
bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai
dengan lingkungan pada generasi berikutnya.
Darwin pun menggunakan Jerapah
sebagai teori nya. Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher
jerapah dapat dijelaskan dengan teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang
jerapah punya variasi panjang leher, ada yang berleher pendek dan ada yang
berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun berubah dan,
berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari
makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup.
Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan dari
daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup
maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher
panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher
panjang.
Darwin sendiri sudah membuat sebuah
pernyataan dalam bukunya, ia memprediksi bahwa di masa depan, ada banyak bidang
keilmuan yang dibuka dari teori evolusioner yang telah ia kemukakan. Ia
menyebutkan bahwa:
“Di masa depan, saya melihat bidang-bidang terbuka bagi jauh
lebih banyak lagi penelitian. Psikologi akan didasarkan pada pondasi baru yang
memberikan setiap kekuatan dan kemampuan mental secara bertahap. Banyak titik
terang akan terungkap tentang asal-usul manusia dan sejarahnya”
Jika psikologi didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia atau apapun tentang manusia,
sepertinya sulit melacak pemikiran psikologi pada masa lampau. Sudah pasti
sejak manusia mampu berpikir logis dan memiliki kesadaran, ia sudah bertanya
tentang hakikat manusia.
Psikologi yang mengadopsi pisau
perspektif Darwin, dikenal dengan psikologi evolusioner. Ia adalah sebuah
pendekatan baru dalam disiplin psikologi yang kira-kira berkembang pada tahun
80an, dikembangkan oleh pasangan suami istri Cosmides dan Tooby dari University
of’8 California. Perkembangan psikologi evolusioner sangat dipengaruhi oleh
perkembangan pesat dalam disiplin neurosains dan kognitif yang memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang otak manusia.
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa otak
merupakan pusat segala aktivitas manusia, baik yang sadar (seperti gerak tubuh)
maupun tidak (seperti detak jantung). Setiap bagian otak tertentu (sirkuit)
bertanggung jawab pada aktivitas spesifik tertentu. Ada yang mengatur bagian
bahasa, memori, logika, sensori, dan lain sebagainya. Lalu, apa yang
bertanggung jawab dalam pembentukan otak? Ia adalah gen, yang secara turun
temurun diwariskan melalui reproduksi.
Singkatnya, jika otak dibentuk oleh
gen yang diwariskan secara turun temurun dan terus berevolusi sesuai seleksi,
bukankah sangat memungkinkan perilaku manusia (sebagai hasil aktivitas otak)
juga sangat dipengaruhi oleh evolusi? Kita tidak ragu bahwa gen membentuk
anatomi tubuh, tetapi ketika gen diklaim bertanggung jawab pada perilaku? Rasa
nyaman kita sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas sedikit terusik.
Apakah kita bebas berperilaku? Atau perilaku kita didikte oleh gen? Entahlah,
perlu tulisan sendiri untuk mengupas masalah ini.
Psikolog evolusioner berusaha menjawab permasalah psikologis
dengan menggunakan perspektif evolusi. Berusaha mendamaikan pengaruh bawaan gen
(nature) dan pengaruh lingkungan (nurture) pada perilaku manusia. Tidak semua
tindakan dikendalikan oleh gen, tapi tidak ada satupun perilaku yang tidak
melibatkan sel otak. Psikologi, khususnya di Indonesia, seringkali mengabaikan
fakta ini. Tapi, untuk keperluan pragmatis, pemahaman teoritis macam ini memang
tak perlu.
Psikologi evolusioner, bagi saya,
memberikan penjelasan yang memuaskan terhadap perilaku manusia. Contohnya,
mengapa manusia seringkali tolong menolong? Karena tujuan setiap makhluk hidup
adalah bertahan hidup, maka tolong menolong dikembangkan untuk dapat menambah
peluang untuk hidup sesama spesies, terutama makhluk yang hidup berkelompok.
Tak ada makhluk sosial yang tidak mengembangkan sikap tolong menolong antar
anggota kelompoknya.
Sumber: